showautoreviews.com – Dalam dunia balap tentunya ada pembalap hebat MotoGP yang sering tampi. Sepanjang sejarah MotoGP pastinya selalu dihiasi kemunculan banyak pembalap hebat yang memiliki skil mumpuni, mental baja, maupun yang mampu bertarung dengan ulet dalam sebuah pertandingan. Namun walaupun semua modal yang dibutuhkan untuk menjadi kampuh sudah dimiliki, tidak semua pembalap dapat mewujudkan impiannya untuk merasakan titel juara dunia. Seperti beberapa pembalap di bawah ini yang sering tampil namun tidak merasakan titel juara dunia.
Pembalap Hebat MotoGP Yang Tidak Merasakan Titel Juara Dunia
Yang pertama yaitu Randy Mamola yang merupakan pembalap anda di era 1980-an, sepanjang periode tersebut, Mamola sendiri membawa panji-panji Honda, Suzuki, Yamaha dan Cagiva. Walaupun sudah mengoleksi 13 kemenangan Grand Prix dan 54 kali naik ke podium, pria asal Amerika Serikat ini bahkan tidak pernah melampaui peringkat kedua di klasemen akhir kelas utama dulu pada kelas 500cc. Faktanya dia juga bahkan menjadi runner-up sebanyak empat kali, yaitu pada 1980, 1981, 1984, dan juga pada 1987, sepertinya Randy kurang beruntung karena membalap di periode yang sama dengan sejumlah legenda seperti Freddie Spencer, Eddie Lawson, dan Wayne Gardner, Randy memiliki prestasi di Kelas 500cc yaitu 13 kemenangan, 54 podium, 5 poles dan 11 fastest laps.
Pembalap hebat MotoGP selanjutnya yaitu Max Biaggi yang berasal Dari Italia, sama dengan Randy Mamola, ia juga mengoleksi 13 kemenangan di kelas premier namun tanpa pernah mencicipi gelar juara dunia. Salah satu pembalap yang dikenal menjadi penghalang utama Biaggi untuk meraih gelar juara dunia tak lain yaitu rekan satu negaranya yaitu Valentino Rossi. Kedua pembalap hebat ini memiliki hubungan yang panas baik di dalam maupun diluar sirkuit, jika Rossi sudah mengoleksi tujuh gelar dunia MotoGP, Biaggi hanya dapat memimpikan titel tersebut hingga akhir karirnya sebagai pembalap professional. Sepanjang kiprahnya di ajang balap motor dunia, prestasi yang didapatkan Biaggi adalah empat kali juara dunia di kelas 250cc tahun 1994-1997 dan dua kali juara dunia Superbike di tahun 2010 dan 2012.
Sete Gibernau memiliki nasib yang sama seperti Mac Biaggi, keduanya sama-sama sering merasa frustasi karena Valentino Rossi. Gibernau promosi ke kelas 500cc pada tim yang sama dengan Wayne Rainey, yaitu Yamaha, pada musim berikutnya dia ikut bergabung dengan Repsol Honda dan menggeber motor NSR500 yang tersohor tersebut. setelah Mick Doohan pensiun dia mewaris NSR500 tiga silinder,namun motor perkasa tersebut tetap tidak dapat mengantarnya untuk menjadi juara dunia. Prestasi terbaiknya yaitu menjadi runner up pada musim 2003 dan 2004 bersama dengan tim Telefonica Movistar Honda, kemudian di tahun 2005 karir Gibernau diwarnai dengan inside kontroversial dengan Rossi di tikungan terakhir Sirkuit Jerez dan sejak saat itu lah performa Gibernau terus menurun dan dia tidak mampu untuk kembali bangkit.
Pembalap hebat MotoGP selanjutnya yaitu Loris Capirossi, setelah menjejak di kelas 500cc pada tahun 1995 lalu Loris Capirossi memutuskan untuk kembali ke kelas 250cc, selama tiga musim yaitu di tahun 1997,1998, 1999. Keputusan tersebut tentunya cukup mengejutkan karena di kelas premier ia mampu sekali juara seri dan dua kali naik ke podium, tiga musim di kelas 250cc, pria yang berasal dari Spanyol ini mempu mendapatkan juara dunia sekali, tepatnya pada tahun 1998. Kemudian di musim 2000 dia pun kembali ke kelas premier untuk memperkuat Ducati, Honda dan kemudian Suzuki. Capirossi memutuskan untuk pensiun di tahun 2001 setelah 22 musim berkiprah di berbagai kelas balap motor dunia, selama karirnya ia menempati posisi ketiga tepatnya pada musim 2001 dan 2006.
Bermodalkan gelar juara dunia di kelas 125cc bersama dengan Garelli pada tahun 1986 dan memiliki dua titel juara dunia di kelas 250cc dengan tim Honda Kanemoto di tahun 1991 dan 1993 ternyata tidak cukup untuk mengintimidasi rival-rival barunya pada kelas premier. Selama tiga tahun ia berusaha untuk memperkuat tim Roberts Yamaga, Cadalora menunjukkan performa brilian, dengan finis kedua pada musim 1994 di belakang Mick Doohan, di tahun 1996 Cadalora kembali ke Kanemoto dan menyudahi musim tersebut di peringkat ketiga.